Rabu, 16 Maret 2011

PENANGANAN LIMBAH PLASTIK

0 komentar

Sekitar 20% volum sampah perkotaan berupa limbah plastik. Pada umumnya, sampah tersebut dibuang ke tempat pembuangan sampah. Oleh karena limbah plastik itu tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme, akibatnya kita terus – menerus memerlukan areal untuk pembuangan sampah. Meskipun tidak beracun, limbah plastik dapat menyebabkan pencemaran tanah, selain merusak pemandangan. Beberapa cara yang dapat ditempuh dalam mengatasi limbah plastik adalah dengan mendaur ulang, dengan incinerasi, dan dengan membuat plastik yang dapat mengalami biodegradasi.

  • Daur Ulang
Penanganan limbah plastik yang paling ideal adalah dengan mendaur ulang. Akan tetapi, hal itu tampaknya tidak mudah dijalankan. Proses daur ulang melalui tahap – tahap pengumpulan, pemisahan (sortir), pelelehan, dan pembentukan ulang. Tahapan paling sulit adalah pengumpulan dan pemisahan. Kedua tahapan ini akan lebih mudah dilakukan jika masyarakat dengan disiplin tinggi ikut berpartisipasi, yaitu ketika membuang sampah plastik. Dewasa ini, plastik yang cukup banyak di daur ulang adalah HDPE dan botol – botol plastik. 
  •   Incinerasi
Cara lain untuk mengatasi limbah plastik adalah dengan membakarnya pada suhu tinggi (incinerasi). Limbah plastik mempunyai nilai kalor yang tinggi, sehingga dapat digunakan sebagai sumber tenaga untuk pembangkit listrik. Beberapa pembangkit listrik membakar batu bara yang dicampur dengan beberapa persen ban bekas. Akan tetapi, pembakaran sebenarnya menimbulkan masalah baru, yaitu pencemaran udara. Pembakaran plastik seperti PVC mengahasilkan HCL yang bersifat korosif. Pembakaran ban bekas menghasilkan asap hitam yang sangat pekat dan gas – gas yang bersifat korosif. Gas – gas korosif ini membuat incinerator cepat terkorosi. Polusi yang paling serius adalah dibebaskannya gas dioksin yang sangat beracun pada pembakaran senyawa yang mengandung klorin seperti PVC. Untuk itu, pembakaran harus dilakukan dengan pengontrolan yang baik untuk mengurangi polusi udara. 
  • Plastik Biodegradable
Sekitar separo dari penggunaan plastik adalah untuk kemasan. Oleh karena itu, sangat baik jika dapat dibuat plastik yang bio- atau fotodegradable. Hal itu telah diupayakan dan telah mulai dipasarkan. Kebanyakan plastik biodegradable berbahan dasar zat tepung. Sayangnya, plastik jenis ini lebih mahal dan kelihatannya masyarakat enggan untuk membayar lebih.

Baca Selengkapnya...

Lemak jenuh dan tak jenuh dalam diet kita

0 komentar

Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan antara lemak jenuh dalam diet dengan salah satu tipe artheroclerosis (pengerasan pembuluh darah arteri). Dalam kondisi yang dimaksud, terjadi penyempitan pembuluh darah karena terbentuknya plak. Pada akhirnya, plak ini akan mengeraskan pembuluh arteri dan mengurangi elastisitasnya. Hal ini akan menyebabkan peningkatan tekanan darah, karena darah harus melalui saluran yang lebih sempit. Jika pembentukan plak terus berlanjut, dapat menyebabkan tersumbatnya aliran darah, sehingga menyebabkan serangan jantung.

Hubungan seperti itu tidak ditemukan dengan asam lemak tak jenuh. Hasil penelitian terhadap masyarakat Inuit di Alaska dengan diet lemak yang tinggi dan tingkat kolesterol darah yang tinggi, ternyata sangat jarang yang menderita penyempitan pembuluh darah.
Lemak dalam diet masyarakat Inuit terutama berasal dari ikan, bukan dari hewan darat seperti masyarakat lainnya. Lemak ikan maupun lemak nabati kaya dengan asam lemak tak jenuh. Asam lemak dalam lemak nabati adalah omega 6, ikatan rangkap pertama terletak pada atom karbon nomor 6 dari ujung rantai. Dua dari asam lemak omega 6 yang lazim ialah asam linoleat dan asam arakidonat. Sementara itu, asam lemak dalam minyak ikan terutama adalah omega 3. Tiga di antaranya adalah asam linolenat, asam eikosapentaenoat (EPA), dan asam dokosaheksanoat (DHA).

Baca Selengkapnya...

PROTEIN

0 komentar

Benda hidup mempunyai sifat – sifat khas yang membedakannya dari benda mati. Satu di antaranya adalah susunannya yang sangat kompleks dan terorganisasi dengan baik. Makhluk hidup mempunyai struktur internal yang sangat rumit dan mengandung banya molekul kompleks. Makhluk sederhana bersel tunggal seperti Escherechia coli mengandung kira – kira 5.000 jenis senyawa organik, termasuk sejumlah 3.000 jenis protein dan 1.000 jenis asam nukleat yang berbeda. Manusia mungkin mengandung lebih dari 50.000 jenis protein. Sebaliknya, benda mati, seperti batu atau tanah liat, biasanya hanya terdiri dari beberapa jenis senyawa secara acak dan relatif sederhana.

Protein adala senyawa terpenting penyusun sel hidup. Senyawa ini terdapat dalam semua jaringan hidup baik tumbuhan maupun hewan. Fungsi biologis protein sangat beragam, antara lain sebagai pembangun, pengatur, pertahanan, dan sebagai sumber energi. Tidak ada kelompok senyawa lain yang fungsinya begitu beragam seperti protein. Oleh karena itulah, kelompok senyawa ini disebut protein, istilah yang berasal dari bahasa Yunani proteis, yang berarti “peringkat satu” atau “yang utama”.
Ditinjau dari komposisi kimianya, protein merupakan polimer dari sekitar 20 jenis asam α – amino. Massa molekul relatifnya berkisar dari sekitar 6.000 hingga beberapa juta. Unsure utama penyusun protein adalah C, H, O, dan N. Banyak juga protein yang mengandung belerang (S) dan dalam jumlah yang paling sedikit, fosforus (P). Beberapa protein mengandung besi, mangan, tembaga, dan iodin.


Baca Selengkapnya...

Kamis, 10 Maret 2011

harapan Q

0 komentar


aku berharap semoga Q bsa lu2s ujian dg hasil yg memuaskan N Q bsa mraih cta2 Q.
AMIEN..........
Baca Selengkapnya...